Pernahkah Anda merasa bahwa rumah yang dihuni sekarang ini semakin turun dari posisi awalnya? Seperti amblas dan lebih rendah dari jalan atau bahkan kebanjiran, padahal sedari dulu rumah bahkan tak pernah tergenang air. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Penyebabnya bisa saja karena jalan di depan rumah anda ditinggikan tapi Anda tidak menghiraukannya. Bisa jadi karena lahan di rumah Anda mulai turun karena pergerakan tanah di daerah Anda.Apapun alasannya, Anda perlu tahu bahwa pondasi rumah adalah yang terpenting. Pondasi sebagai kekuatan struktur rumah mempunyai fungsi yang paling utama untuk menahan beban bangunan.
Pondasi dibuat pada saat paling awal dalam mendirikan rumah, tetapi kekuatan dan ketepatannya menjadi yang terpenting selama sebuah rumah berdiri. Karena fungsi yang penting tersebut, pengerjaan pondasi harus dikerjakan dengan tepat dan cermat.
( Sumber : developerdan kontraktor.blogspot.com )
Tentu saja akan berakibat fatal ketika rumah telah dihuni. Lagipula
dengan ketinggian rumah yang demikian, hunian akan terkesan menjadi yang
utama dari jalan.Kemudian muncul pertanyaan selanjutnya. Lantas, dengan
ketinggian yang cukup signifikan tersebut bukankah akibatnya rumah akan
menjadi boros ruang? Bagaimanakah bisa menyiasatinya?( Sumber : developerdan kontraktor.blogspot.com )
Menurut penuturan Arsitek Simon Yusuf dari Twenty Four Architecture,
yang perlu diperhatikan saat menentukan pondasi rumah tak sekedar dari
kekuatannya. Ternyata posisi di mana pondasi dan lantai dasar bangunan
berpengaruh pada efektivitas struktur dan kekuatannya Ketinggian lantai
yang diukur dari pondasi yang dinilai ideal adalah berjarak 1,5 meter
dari permukaan jalan. Di antara jarak tersebut terdapat hal-hal teknis yang harus
diperhatikan, seperti contohnya spare tersebut harus cukup untuk jaringan utilitas seperti pipa air bersih, pembuangan septictank, agar
tak berhimpitan maupun bertumpukan dengan struktur pengikat pondasi. Hal
ini biasanya terlupakan dalam perancangan rumah baru, sehingga pada
waktu penurunan tanah dan bangunan menjadi turun, sloof pengikat pondasi
dapat menindih jaringan pipa dan merusaknya.
Ternyata spare 1,5 meter tersebut oleh beliau dialokasikan dengan cerdas pada bagian teras menjadi transisi sesaat sebelum memasuki rumah. Selain itu, dengan ketinggian yang demikian, ruangan dalam rumah dapat dibuat menjadi lebih tinggi dan tetap proporsional, baik dilihat dari luar maupun ketika sudah berada di dalam ruangan rumah. Sementara untuk bagian servis seperti garasi, dengan penambahan ketinggian bangunan hingga 1,5 meter akan memungkinkan permainan split level yaitu untuk area garasi.
Penambahan tersebut sangatlah cukup untuk menggandakan fungsi penyimpanan (storage area), kamar pembantu, beserta kamar mandinya. “Fungsional sekaligus menjadi ciri khas desain saya,” ujar beliau.