SUMBER : INILAH.COM, Jakarta - Para analis politik meramalkan,
pasca-mundurnya Hary Tanoe (HT) dan pendukungnya, Partai Nasional
Demokrat (NasDem) dikhawatirkan melempem dan terancam menjadi partai
gurem. Citra NasDem yang semarak karena lolos saringan KPU, kini
antiklimaks dan cenderung lesu.
Ketua Dewan Majelis Nasional Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh menghadapi beban berat di internal partainya karena konsolidasi politik dan biaya menjadi lebih sulit. "Partai NasDem akan menjadi partai gurem ke depannya, belum apa-apa sudah konflik besar," jelas Prof Iberamsjah, pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI).
Iberamsjah mengatakan partai politik (Parpol) gurem yang dimaksud adalah partai yang tak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Iberamsjah menyebut, hal itu lantaran ulah Ketua Dewan Majelis Nasional Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh yang ngoyo untuk menjadi ketua umum dari partai tersebut.
Menurutnya, kepergian bos media MNC Group HT dari Partai NasDem menjadi pukulan berat bagi kubu Surya Paloh. Pasalnya, hal itu akan diikuti oleh para pengikut setia HT yang pindah bendera. "Elite di NasDem pecah, akan banyak anggota NasDem yang ikut jejak Hary Tanoe. Karena banyak yang tak suka dengan kepemimpinan Surya Paloh," jelasnya.
Hal itu, kemungkinan akan diikuti para 'bajing loncat' yang mencari kekuasaan atau kepentingan di dalam tubuh NasDem. Pasalnya, diketahui sumber pendanaan yang selama ini dimiliki NasDem, dikucurkan oleh HT.
"HT itu kan pemodal besar, tentu banyak pelarian juga yang melihat NasDem kini hanya punya modal minim. Sekarang inikan memang partai melirik kaum pemodal, eranya komersialisasi, dan NasDem memanfaatkan hal itu dari HT," jelasnya.
Namun Ketua Dewan Pembina Partai NasDem Jawa Tengah, Siswadi, menyatakan mundurnya Harry Tanoe hanya akan mempengaruhi finansial partainya. "Kalau menurut pandangan kami, (mundurnya Hary Tanoe) tidak ada pengaruh terhadap partai. Paling-paling kalau ada pengaruhnya, ya, pengaruh finansial saja," kata Siswadi. Ditambah lagi, kata Siswadi, figur Harry Tanoe juga tak memiliki pengalaman politik dan tak memiliki massa yang banyak.
Pengunduran diri Harry Tanoe ini adalah imbas dari konflik internal partai. Sudah lama santer beredar kabar kalau ada matahari kembar di tubuh NasDem, yakni Hary Tanoe dan Surya Paloh (mantan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar).
Para analis politik seperti Indria Samego, Syamsuddin Haris dan Ibramsyah menilai, akibat krisis internal yang berlarut, Nasdem terancam kemelut dan menjadi partai gurem yang kalut. Karena sudah ribut, NasDem harus bekerja ekstra keras untuk konsolidasi agar lolos parliamentary threshold 3,5% dalam pemilu 2014.
''Sebab kalau gagal, Nasdem jadi parpol gurem dan karir politik Surya Paloh tenggelam,’’ kata Iberamsjah. [berbagai sumber]
Ketua Dewan Majelis Nasional Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh menghadapi beban berat di internal partainya karena konsolidasi politik dan biaya menjadi lebih sulit. "Partai NasDem akan menjadi partai gurem ke depannya, belum apa-apa sudah konflik besar," jelas Prof Iberamsjah, pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI).
Iberamsjah mengatakan partai politik (Parpol) gurem yang dimaksud adalah partai yang tak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Iberamsjah menyebut, hal itu lantaran ulah Ketua Dewan Majelis Nasional Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh yang ngoyo untuk menjadi ketua umum dari partai tersebut.
Menurutnya, kepergian bos media MNC Group HT dari Partai NasDem menjadi pukulan berat bagi kubu Surya Paloh. Pasalnya, hal itu akan diikuti oleh para pengikut setia HT yang pindah bendera. "Elite di NasDem pecah, akan banyak anggota NasDem yang ikut jejak Hary Tanoe. Karena banyak yang tak suka dengan kepemimpinan Surya Paloh," jelasnya.
Hal itu, kemungkinan akan diikuti para 'bajing loncat' yang mencari kekuasaan atau kepentingan di dalam tubuh NasDem. Pasalnya, diketahui sumber pendanaan yang selama ini dimiliki NasDem, dikucurkan oleh HT.
"HT itu kan pemodal besar, tentu banyak pelarian juga yang melihat NasDem kini hanya punya modal minim. Sekarang inikan memang partai melirik kaum pemodal, eranya komersialisasi, dan NasDem memanfaatkan hal itu dari HT," jelasnya.
Namun Ketua Dewan Pembina Partai NasDem Jawa Tengah, Siswadi, menyatakan mundurnya Harry Tanoe hanya akan mempengaruhi finansial partainya. "Kalau menurut pandangan kami, (mundurnya Hary Tanoe) tidak ada pengaruh terhadap partai. Paling-paling kalau ada pengaruhnya, ya, pengaruh finansial saja," kata Siswadi. Ditambah lagi, kata Siswadi, figur Harry Tanoe juga tak memiliki pengalaman politik dan tak memiliki massa yang banyak.
Pengunduran diri Harry Tanoe ini adalah imbas dari konflik internal partai. Sudah lama santer beredar kabar kalau ada matahari kembar di tubuh NasDem, yakni Hary Tanoe dan Surya Paloh (mantan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar).
Para analis politik seperti Indria Samego, Syamsuddin Haris dan Ibramsyah menilai, akibat krisis internal yang berlarut, Nasdem terancam kemelut dan menjadi partai gurem yang kalut. Karena sudah ribut, NasDem harus bekerja ekstra keras untuk konsolidasi agar lolos parliamentary threshold 3,5% dalam pemilu 2014.
''Sebab kalau gagal, Nasdem jadi parpol gurem dan karir politik Surya Paloh tenggelam,’’ kata Iberamsjah. [berbagai sumber]